Sabtu, 25 Februari 2012

I Change My Mind about Love

  
Awalnya saya bertanya-tanya, mengapa banyak orang yang menjadi bodoh karena cinta. Mengapa banyak orang yang rela mengorbankan harapan, mimpi dan cita-citanya hanya demi dapat bersama dengan orang lain yang mereka cintai? Walaupun orang lain tersebut bahkan bukan keluarga atau saudara-nya? Buat apa sih mereka berkorban sebesar itu untuk pasangan yang bahkan belum menjadi suami/istri mereka secara sah?

Namun, jawaban dari pertanyaan saya tersebut akhirnya saya dapatkan setelah saya menonton film Jepang berjudul “Taisetsu na Koto wa Subete Kimi ga Oshiete Kureta” (You Taught Me All The Unknown Things). Film tersebut bercerita tentang seorang guru laki-laki (Kashiwagi Shuji/Haruma Miura) yang bertunangan dengan rekan guru wanitanya (Uemura Natsumi/Toda Erika) di sekolah yang sama. Kedua guru tersebut adalah guru populer di sekolahnya. Yang satu tampan yang satu cantik, mereka dikagumi oleh seluruh siswa di sekolah tersebut. Menjelang hari pernikahan, ada banyak masalah menimpa pasangan tersebut hingga pernikahan mereka dibatalkan. Masalah kompleks yang melibatkan murid-murid, sekolah, guru dan bahkan karir keduanya sebagai guru.

Ada adegan dalam film tersebut yang membuat saya termenung, ketika Uemura Natsumi sedang memiliki masalah dengan Kashiwagi Shuji, Natsumi dilamar oleh pria lain, pria tersebut berkata:

Most people marry with many calculations, if there’s also love, even it’s just a little, you’ll be happier than a couple who has nothing but love.
When a couple has nothing but love, when their love fades, nothing will be left.

Natsumi yang hanya diam mendengar ucapan pria tersebut diam-diam kaget dan sebagian dari hati kecil Natsumi mungkin menyetujuinya. Saya sebagai penonton juga setuju dengan ucapan pria tersebut. Begitupun mungkin bagi mereka yang berpikiran logis atau lebih tepatnya emotionless about love. ^^

Namun setelah saya menonton episode selanjutnya, saya mengubah pendapat saya tentang cinta. 

Dalam episode selanjutnya, Uemura Natsumi bertemu dengan pria yang melamarnya. Dengan jawaban diplomatisnya, Uemura Natsumi menolak secara halus lamaran pria tersebut dan berkata:

You said, last time, if a couple has nothing but love, when the love fades, nothing will be left.
It’s true that things like a good environment and money are important, especially if you have a child. You need those things to be happy. I understand that in my heart.
But, I have somebody that I want to be with so badly. He lost everything. But after he lost everything he still had love. I might be silly, but I want to choose a life with nothing left but love.

I, whom emotionless about love, strict about love, and hating people that being a fool because of love, instantly change my mind about love after I heard that women answer.

Everyone have the right to choose. Everyone have their own future and path to pass. Some maybe prefer a life without love, and other maybe prefers a life with love. You can do nothing, even though you’re thinking they –who choose a life with love- might be silly, but they’re happy. They have their own way of loving someone else. As long as they think they’re happy.

So, I change my mind about love. Mereka yang belum memiliki ikatan pernikahan (wedlock) pun berhak mencintai pasangannya dengan cara mereka sendiri. Kemudian saya sadar, saya tidak seharusnya menganggap mereka sebagai orang yang bodoh karena cinta. Keputusan mereka untuk meninggalkan mimpi-mimpi tersebut bukan tanpa pertimbangan. Saya hargai cara mereka mengartikan kebahagiaan. Berkorban dan melepas banyak harapan serta mimpi hanya untuk dapat terus bersama dengan orang yang mereka cintai. 


Regard.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar